Apa yang harus saya tahu tentang reaksi terhadap trauma

From Audiopedia - Accessible Learning for All
Jump to: navigation, search

Setelah seseorang mengalami trauma, dia mungkin menunjukkan berbagai reaksi seperti:

  • Memikirkan trauma itu berulang-ulang. Waktu sadar, dia mungkin mengingat hal-hal buruk yang terjadi. Waktu malam hari dia akan bermimpi mengenai mereka atau tidak dapat tidur karena terus memikirkannya
  • Mati rasa atau kurang perasaan dibanding sebelumnya. Dia mungkin menghindari orang atau tempat yang mengingatkannya akan trauma
  • Menjadi sangat waspada. Jika dia terus menerus takut akan terjadi bahaya, dia akan sulit untuk santai dan tidur. Dia dapat bereaksi berlebihan jika dikagetkan
  • Merasa sangat marah atau malu mengenai apa yang terjadi. Jika seseorang bertahan hidup setelah trauma sedangkan yang lain meninggal atau terluka berat, dia dapat merasa bersalah karena yang lain lebih menderita dibanding dirinya
  • Merasa terpisah dan terpencil dari orang lain
  • Mengalami ledakan tingkah laku aneh atau kasar, pada waktu dia bingung di mana dirinya berada
  • Orang dengan reaksi terhadap trauma juga dapat merasa cemas atau depresi atau menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan

Banyak tanda tersebut merupakan reaksi normal terhadap keadaan sulit. Sebagai contoh, wajar untuk marah pada waktu trauma terjadi, atau menjadi waspada jika keadaannya berbahaya. Tapi jika tanda-tandanya sangat hebat hingga dia tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari, atau jika tanda muncul berbulan-bulan setelah trauma, maka orang tersebut mengalami masalah kesehatan jiwa.

Sources
  • Burns, A. A., Niemann, S., Lovich, R., Maxwell, J., & Shapiro, K. (2014). Where women have no doctor: A health guide for women. Hesperian Foundation.
  • Audiopedia ID: id011510